Pencatatan Keuangan Digital Tingkatkan Pendapatan UMKM

Jumlah Pengguna BukuWarung Meningkat Saat Pandemi



KANALSATU - Aktivitas pencatatan keuangan digital ternyata memiliki dampak besar terhadap percepatan produktivitas UMKM Indonesia. Hal ini akhirnya juga berkontribusi pada perekonomian nasional.

“Berdasarkan data BPS 2021, indikator pertumbuhan ekonomi pada triwulan 3 2021 naik sebesar 3,51 persen year on year. Upaya pemulihan ekonomi terus dilakukan pemerintah antara lain melalui hibah modal kerja untuk usaha mikro dan KUR,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat membuka sesi temu media secara daring yang diadakan oleh BukuWarung, Kamis (18/11/2021).

Menyinggung permasalahan pembiayaan bagi pelaku UMKM, Teten Masduki mengungkapkan, UKM sulit mendapatkan pembiayaan formal karena tidak memiliki aset untuk dijaminkan serta tidak adanya pencatatan laporan keuangan.

”Pembiayaan akan lebih efektif jika diikuti dengan digitalisasi. Digitalisasi menjadi enabler percepatan pemulihan ekonomi nasional. Berdasarkan data idEA saat ini sebanyak 16,4 juta atau 25,6 persen UMKM telah terhubung ke ekosistem digital,” ujar Teten.

Studi terbaru dari Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mendapati bahwa penggunaan aplikasi BukuWarung yang memiliki fitur utama pencatatan keuangan digital berhasil menambah output usaha sebesar Rp640 miliar, atau setara dengan PDB UMKM 0,01%.

Lebih dari itu, BukuWarung juga berandil mengakselerasi output ekonomi nasional hingga Rp32,86 Triliun atau setara dengan PDB Nasional 0,27%, serta menambah nilai investasi yang masuk ke Indonesia sebesar Rp2,32 triliun atau berkontribusi atas peningkatan investasi nasional sebesar 47,07%.

Studi mengenai “Dampak Aktivitas Ekonomi Aplikasi BukuWarung terhadap Perekonomian Nasional dan UMKM” itu juga memperlihatkan adanya perubahan pada aspek sosial. Adanya aktivitas BukuWarung membuat pendapatan pelaku usaha secara total mengalami kenaikan sejumlah Rp10,97 triliun dan mendorong penyerapan tenaga kerja sebanyak 368 ribu jiwa.

“Seiring dengan membaiknya situasi COVID-19 di Indonesia, output ekonomi nasional mengalami peningkatan hingga Rp138 triliun. Adanya penerapan teknologi yang ditawarkan BukuWarung, seperti pencatatan keuangan digital, semakin mengakselerasi output tersebut, bahkan mencapai Rp170 triliun,” jelas Peneliti INDEF, Nailul Huda.

“Pelaku UMKM yang terdaftar sebagai pengguna BukuWarung mendapatkan manfaat yang signifikan seperti peningkatan produktivitas, pencatatan yang lebih terintegrasi dan lebih rapi, termasuk keuntungan atau kerugian dari bisnisnya, serta perluasan pangsa pasar. Peningkatan produktivitas berdampak pada peningkatan pendapatan pelaku usaha, penyerapan tenaga kerja, dan pengajuan kredit UMKM,” lanjut Nailul Huda.

Adanya pencatatan pembukuan yang lebih baik menjadikan UMKM tersebut memiliki nilai lebih untuk mengajukan pendanaan sehingga mendorong kredit UMKM sebesar Rp 1,14 triliun.

Temuan-temuan itu merupakan rumusan berdasarkan penelitian INDEF yang berlangsung selama 1 September-15 November 2021. Metode penelitian menggabungkan desk study melalui jurnal, laporan lembaga dan dokumen-dokumen lain dengan sumber yang relevan dan kredibel, serta in-depth interview dengan pengguna BukuWarung dan analisis input output.

Kembali ke studi INDEF, dari aspek UMKM, BukuWarung memberi manfaat terbesar pada pelaku usaha di bidang perdagangan eceran dan besar. BukuWarung mampu menambah output UMKM sektor perdagangan sebesar Rp193 miliar, serta sektor penyedia jasa pembayaran listrik, gas, dan air (PPOB) yang mencapai Rp97,5 miliar.

Selain itu, BukuWarung menambah penyerapan tenaga kerja UMKM sebesar 78 ribu tenaga kerja, atau tumbuh sebesar 22,63%. Penyerapan tenaga kerja UMKM paling besar terjadi pada sektor pertanian (30 ribu jiwa) dan perdagangan (7,3 ribu jiwa).

Lebih jauh, peran BukuWarung juga semakin berarti di tengah tantangan ekonomi akibat mewabahnya COVID-19. Studi juga mengungkap bahwa sembilan dari sepuluh pengguna BukuWarung bergabung selama pandemi berlangsung.

Selain itu, delapan dari sepuluh pengguna BukuWarung merasa adanya peningkatan literasi digital dengan memanfaatkan aplikasi pencatatan keuangan setelah menggunakan BukuWarung dan mendapatkan sosialisasi baik secara online maupun offline.

Menanggapi hasil studi INDEF tersebut, Ika Paramita selaku Head of Marketing BukuWarung mengekspresikan kebanggaannya. UMKM menjadi fokus BukuWarung mengingat peran krusialnya terhadap perekonomian Indonesia.

Hasil studi bersama INDEF ini menurutnya membuktikan bahwa BukuWarung telah berada pada jalur dan arah yang tepat untuk memajukan UMKM di Tanah Air.

”Kami tak akan berhenti di sini. Sebaliknya, kami justru semakin siap mengembangkan bisnis dan layanan guna semakin memperkuat peran BukuWarung dalam memberdayakan UMKM dan berkontribusi memajukan perekonomian Indonesia,” ujarnya. Berdiri pada 2019, telah menggaet 6,5 juta UMKM pengguna. (KS-5)
Komentar