Suparma Optimistis Penjualan 2023 Tumbuh Rp3,4 Triliun

PAPARAN PUBLIK: Direktur PT Suparma Tbk, Hendro Luhur (batik merah), berbincang dengan jajaran direksi soal produk kertas yang dihasilkan, usai memberikan Paparan Publik secara virtual, Jumat (25/11/2022). (foto: istimewa)

KANALSATU - Produsen kertas PT Suparma Tbk optimistis penjualan 2023 bakal mencapai Rp3,4 triliun, meski pasar saat itu dibayangi ancaman resesi global.

Direktur PT Suparma Tbk, Hendro Luhur, mengatakan di tengah bayang-bayang ketidakpastian ekonomi global pada 2023, perseroan masih cukup optimis pasar kertas akan tumbuh positif.

Atas dasar optimistis itu, perseroanya berani memasang target pertumbuhan 2023 nanti sebesar 10% dibanding tahun 2022, atau sekitar Rp3,4 triliun.

Alasannya, karena melihat bahwa Indonesia sendiri optimis dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun depan, dan tidak akan mengalami yang disebut resesi. 

"Bahkan tahun ini, di tengah gejolak ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup bagus, yaitu sebesar 5,72%. Ini yang membuat kami yakin bahwa kinerja di tahun depan tumbuh positif," katanya saat Paparan Publik secara virtual, Jumat (25/11/2022).

Hendro menyebutkan, untuk mencapai target pada tahun depan, perseroan akan memperkuat pasar dalam negeri yang memang memiliki potensi besar. 

Selain itu, pihaknya juga tetap memperkuat penjualan ekspor sebagai langkah hedging antara ekspor dan impor di saat terjadi kenaikan harga bahan baku.

"Terkait kenaikan harga bahan baku, memang industri kertas ikut terdampak. Sepanjang tahun ini, hingga Oktober, harga bahan baku pulp mengalami kenaikan lebih dari 30%, dan jenis pulp yang digunakan adalah lokal yang naiknya bahkan 66% dibandingkan harga di awal tahun," katanya.

Untuk tahun 2022 ini, lanjut Hendro, perseroan mencatat penjualan bersih per 30 September 2022 mencapai Rp2,358 triliun, mengalami peningkatan sebesar 22,5% dibandingkan dengan penjualan bersih pada periode yang sama tahun 2021.

Kenaikan penjualan bersih tersebut, disebabkan oleh kenaikan kuantitas penjualan produk kertas dan harga jual rata-rata produk kertas, masing-masing sebesar 3,6% dan 18%. 

"Pencapaian ini setara dengan 76,1% dari target penjualan bersih perseroan tahun 2022 yang sebesar Rp3,1 triliun," jelasnya.

Dengan kinerja penjualan tersebut, dia mengatakan laba komprehensif perseroan per 30 September 2022, mengalami peningkatan Rp59,3 miliar, atau naik 31,7% menjadi Rp246,49 miliar.

Sedangkan untuk pencapaian penjualan bersih selama periode sepuluh bulan yang berakhir 31 Oktober 2022, adalah sebesar Rp2,603 triliun, dimana pencapaian ini setara dengan 84% dari target penjualan tahun 2022.

Terkait produksi kertas perseroan, Hendro menjelaskan sepanjang tahun 2022 ini mengalami kenaikan sebesar 8,9% dari semula sebesar 152.404 MT menjadi 165.960 MT, atau setara dengan 68,4% dari target produksi kertas tahun 2022, sebesar 242.500 MT, dengan tingkat utilisasi sebesar 79,3%.

Sedangkan pencapaian produksi kertas selama sepuluh bulan, atau per 31 Oktober 2022, adalah sebesar 184.671 MT atau setara dengan 76,2% dari target produksi kertas tahun 2022.

Kenaikan produksi ini didorong oleh sudah berproduksinya PM10 secara komersial pada 7 Maret 2022 lalu, dengan kapasitas terpasang sebesar 55.000 MT.

"Kapasitas terpasang sebesar dengan komposisi rencana produksi Hand towel (HT) 63%, Wrapping Kraft (WK) 25%, dan MG paper 12%," jelasnya. (ard)

Komentar