Perubahan Gaya Hidup, Makin Banyak Anak Muda Alami Nyeri Tulang Belakang
KANALSATU - Masalah kesehatan tulang belakang kini semakin sering dialami oleh anak muda. Nyeri dan kesemutan pada area leher dan punggung bawah menjadi keluhan umum, bahkan di usia yang relatif muda.
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pola hidup yang kurang sehat dan posisi kerja yang tidak ergonomis. "Apalagi saat pandemi kemarin, banyak WFH (Work From Home). Akhirnya kita terbiasa bekerja menggunakan laptop atau ponsel yang akan berdampak pada kondisi tulang leher," ujar Representative Active Life, dr. Pinardo saat Grand Opening National Hospital Active Life di Surabaya, Selasa (5/11/2024).
dr. Pinardo menjelaskan bahwa masalah pada tulang belakang bisa terjadi karena penurunan kualitas bantalan tulang seiring bertambahnya usia, serta gaya hidup modern yang tidak sehat.
"Kualitas bantalan tulang belakang kita akan menurun seiring bertambahnya usia, sehingga lebih mudah terjadi robekan atau jepitan saraf. Hal ini memunculkan keluhan seperti nyeri dan rasa kesemutan," jelasnya.
Tidak hanya faktor usia, kebiasaan makan junk food, kurang olahraga, dan penggunaan perangkat digital secara berlebihan juga berdampak negatif pada kesehatan tulang belakang anak muda.
“Banyak anak muda usia 20-an sudah mengalami keluhan pada tulang belakang akibat gaya hidup yang kurang sehat dan posisi kerja yang tidak sesuai,” tambah Dr. Pinardo.
Untuk mengatasi masalah ini, National Hospital melalui program Active Life menawarkan solusi terapi tulang belakang tanpa operasi. Active Life National Hospital menawarkan teknik fisioterapi tanpa operasi untuk meredakan gejala dan memperbaiki kondisi tulang belakang pasien.
“Fisioterapi ini berbeda dengan tindakan operasi; prosedurnya bertujuan untuk meredakan gejala dan memperbaiki kondisi tulang belakang pasien,” terang Dr. Pinardo. Ia menyarankan terapi sekitar 20-22 kali untuk mendapatkan hasil optimal, meski waktu pemulihan tiap pasien bisa berbeda tergantung kondisi dan respons tubuh masing-masing.
Tidak semua kasus harus ditangani dengan operasi. “Kami akan melihat kondisi pasien terlebih dahulu. Jika memungkinkan, kami akan coba bantu dengan terapi. Namun, jika kondisinya cukup parah dan membutuhkan tindakan lebih lanjut, baru kami sarankan operasi, diikuti dengan perawatan melalui fisioterapi untuk memaksimalkan pemulihan,” kata Dr. Pinardo.
Dr. Pinardo juga memberikan tips untuk mencegah nyeri tulang belakang akibat gaya hidup dan posisi kerja yang salah. “Misalnya, bagi yang bekerja dari rumah, penting untuk memastikan posisi duduk yang benar. Jangan sampai terbiasa duduk dalam posisi yang miring atau tidak ergonomis, karena hal ini bisa menjadi penyebab masalah pada tulang belakang,” jelasnya.
Bagi mereka yang lebih banyak duduk saat bekerja, Ia menyarankan untuk melakukan peregangan setiap beberapa waktu sekali.
Active Life National Hospital berharap program fisioterapi ini bisa membantu banyak orang, terutama di era digital saat ini, di mana banyak orang cenderung menghabiskan waktu duduk dalam waktu lama. Dengan pendekatan yang komprehensif dan berfokus pada pencegahan, Active Life ingin mendukung masyarakat untuk memiliki tulang belakang yang sehat demi kualitas hidup yang lebih baik.
(KS-5)