MBMA Catat Lonjakan Produksi Bijih Nikel dan Percepat Proyek Strategis di Semester I 2025

KANALSATU – PT Merdeka Battery Materials Tbk (IDX: MBMA) dengan bangga mengumumkan pencapaian kinerja operasional dan keuangan untuk enam bulan pertama tahun 2025, yang berakhir pada 30 Juni 2025.
Sepanjang semester pertama tahun ini, MBMA mencatat pertumbuhan signifikan dalam produksi dan penjualan bijih nikel. Produksi dari tambang nikel SCM mencapai 6,9 juta wet metric tonnes (wmt), melonjak 78% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan ini terdiri dari kenaikan 45% pada bijih limonit dan 189% pada saprolit, meskipun di tengah tantangan cuaca dengan curah hujan tinggi.
Pertumbuhan tersebut merupakan hasil dari investasi berkelanjutan MBMA dalam kapasitas penambangan dan pengembangan infrastruktur selama 12 hingga 18 bulan terakhir, yang memperkuat daya saing operasional serta mendukung keberlanjutan jangka panjang.
Meski demikian, produksi Nickel Pig Iron (NPI) menurun menjadi 33.045 ton, atau turun 23% dibandingkan tahun lalu akibat pemeliharaan smelter Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) yang telah dijadwalkan sebelumnya.
Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan operasional, serta menekan biaya produksi ke depan. Terbukti, pada kuartal kedua 2025, biaya tunai NPI turun menjadi USD9.719 per ton, menandai pertama kalinya biaya produksi ini berada di bawah USD10.000.
Sementara itu, produksi dan penjualan High Grade Nickel Matte (HGNM) sengaja dikurangi secara strategis guna mengelola volatilitas margin. Langkah ini diambil untuk memprioritaskan produksi NPI yang lebih menguntungkan, sembari menanti perbaikan kondisi pasar.
Dari sisi keuangan, pendapatan Perseroan selama semester pertama tercatat sebesar USD628 juta, mengalami penurunan 32% secara tahunan akibat dampak sementara dari pemeliharaan fasilitas pengolahan. EBITDA juga turun 8% menjadi USD77 juta, meskipun tetap menunjukkan margin yang solid. Namun, pada kuartal kedua saja, EBITDA meningkat 33% secara tahunan setelah disesuaikan dengan pengaruh HGNM.
Presiden Direktur MBMA, Teddy Oetomo, menyampaikan, prtumbuhan kuat pada produksi bijih nikel di semester pertama ini mencerminkan skala dan kekuatan operasional MBMA. "Pemeliharaan yang kami lakukan adalah langkah strategis untuk menurunkan biaya serta memperkuat daya saing jangka panjang kami," ujarnya.
Dorongan Proyek Strategis: HPAL dan AIM
MBMA juga terus mempercepat pengembangan proyek-proyek strategis yang menjadi bagian penting dari ekosistem rantai pasok baterai kendaraan listrik. Fasilitas High Pressure Acid Leach (HPAL) yang dikerjakan bersama mitra industri global menunjukkan kemajuan signifikan.
PT ESG New Energy Material, yang mengoperasikan fasilitas HPAL berkapasitas 30.000 ton nikel per tahun dalam bentuk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), telah berhasil menjual sebanyak 9.465 ton nikel dalam bentuk MHP melalui lini produksi Train A sepanjang semester pertama 2025. Sementara itu, Train B mulai beroperasi pada akhir kuartal kedua 2025.
Di sisi lain, pembangunan pabrik HPAL milik PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC) yang memiliki kapasitas produksi sebesar 90.000 ton nikel per tahun telah mencapai progres konstruksi sebesar 29%, dengan target operasional Train pertama dijadwalkan pada pertengahan tahun 2026.
Selain itu, pembangunan dua unit Feed Preparation Plant (FPP) dan jalur pipa slurry untuk pengiriman bijih limonit ke fasilitas HPAL di Morowali juga terus berjalan sesuai rencana. Fasilitas ini ditargetkan rampung masing-masing pada akhir 2025 dan pertengahan 2026.
Sementara itu, proyek Acid Iron Metal (AIM) yang dijalankan oleh PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI) juga menunjukkan perkembangan yang sesuai jadwal. Fasilitas produksi pirit dan asam saat ini telah beroperasi dengan kapasitas penuh. Adapun dua fasilitas lainnya, yaitu pabrik logam klorida dan katoda tembaga, diperkirakan akan mencapai produksi penuh menjelang akhir tahun ini.
"Kami optimis, kombinasi antara pertumbuhan produksi bijih nikel dan kemajuan proyek-proyek strategis seperti HPAL dan AIM akan membawa transformasi besar bagi MBMA dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik global," pungkasnya.
(KS-5)